Luwu Timur Siap Jadi Sentra Ayam Petelur, Bupati Irwan Ekspos Teknologi Kandang Close House

oleh -16 pembaca
oleh

 

Luwu Timur-Pemerintah Kabupaten Luwu Timur kembali mempertegas komitmennya dalam penguatan ketahanan pangan melalui program PANDU JUARA (Pembangunan Desa Unggul Juara) dengan memfokuskan pengembangan budidaya ayam petelur berbasis teknologi modern. Langkah tersebut dipaparkan secara resmi dalam ekspose yang dipimpin langsung oleh Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, di Ruang Rapat Bupati Luwu Timur. Ahad (16/11/2025).

Acara ini dihadiri Pj. Sekda Lutim, Dr. Ramadhan Pirade, Asisten Pemerintahan dan Kesra Aini Endis Anrika, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Adni Juana Fachruddin, sejumlah kepala OPD terkait, tenaga ahli, pendamping desa, serta lima kepala desa yang menjadi wilayah sampel pengembangan ayam petelur: Desa Lumbewe, Beringin Jaya, Bangun Jaya, Pertasi Kencana, dan Sumber Agung.

Dalam arahannya, Bupati Irwan menjelaskan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari rangkaian study tiru, termasuk kunjungan ke Blitar yang dikenal maju dalam industri ayam petelur.

“Saya menghadirkan konsultan yang nantinya menjadi mitra kita agar desa-desa yang memiliki potensi dapat berkolaborasi. Kita siapkan skema dan model pengembangan ayam petelur secara menyeluruh,” ujar Bupati Irwan.

Ekspose tersebut memaparkan detail teknis model budidaya modern, termasuk manajemen pengelolaan, pola kemitraan, hingga kesiapan sumber daya manusia.

Konsultan mitra, Zuhal Naksir, menyampaikan bahwa sistem yang ditawarkan adalah kandang close house, sebuah teknologi peternakan modern berstandar tinggi yang mengandalkan pengaturan ventilasi otomatis untuk menekan stres pada ayam dan meningkatkan produktivitas.

“Tujuannya adalah menyediakan sarana peternakan modern yang efisien, meningkatkan ketersediaan pangan bergizi, sekaligus membuka lapangan kerja,” jelas Zuhal.

Ia juga memaparkan aspek teknis lainnya, mulai struktur kandang, strain ayam layer, sistem kontrol suhu, jenis pakan, sistem minum dan pakan otomatis, ventilasi hingga detail investasi finansial.

Menanggapi pemaparan tersebut, Bupati Irwan menilai teknologi close house sangat selaras dengan apa yang ia temui di Blitar.

“Tenaga kerja di kandang close house tidak banyak, hanya sekitar empat orang dengan standar kerja ketat dan menggunakan APD. Pengelolaan teknologinya pun cukup 2–3 orang. Jadi manajemen SDM harus disiapkan secara serius,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya sistem rekrutmen yang tepat dan manajemen operasional profesional agar unit budidaya dapat berjalan optimal.

Bupati Irwan juga menginstruksikan agar usai ekspose ini segera disusun skema kerja sama tiga pihak, melibatkan BUMDESMA, dinas terkait, dan mitra strategis.

“Saya minta semua pihak terlibat. OPD, desa, dan BUMDESMA harus diberdayakan. Ini harus segera diselesaikan”, ujarnya.

 

No More Posts Available.

No more pages to load.