Telusur-news.com, Maros – Menteri Agama (Menag) Prof. Nasaruddin Umar, menyampaikan tausiyah inspiratif dalam acara Maulid Akbar yang diselenggarakan tarekat Khalwatiyah Samman, Pattene, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Dalam pidatonya, Menag mengungkapkan bahwa Khalwatiyah, merupakan tarekat resmi, berakidah Ahalussunnah Wal Jamaah (Aswaja), mazhab fiqih Syafi’i dan bukan ajaran sesat.
Di hadapan ribuan jemaah Maulid, Menag menyampaikan akan membantu tarekat Khalwatiyah.
“Saya harap ada lokasi yang lebih luas untuk tarekat Khalwatiyah. Saya akan bantu, tapi tentu tidak boleh melangkahi kewenangan Bupati Maros,” ucap Menag disambut tepuk meriah jemaah, Sabtu (13/9/2025).
Hadir pula di panggung utama Baruga Khalwatiyah, Bupati Maros, Chadir Syam, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, Kakanwil Kemenag Sulsel H. Ali Yafid, Anggota DPRD Sulsel Irfan AB, Kakankemenag Maros H. Muhammad, Ketua MUI KH Syamsul Khalik, Ketua PCNU Maros KH. Ibnu Hajar Arif dan sejumlah Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat.
Menag menyampaikan sejarah tarekat Khalwatiyah masuk di Indonesia, termasuk kisah pribadinya. “Nenek (Kakek) saya pendiri Khalwatiyah di Bone. Datangnya tarekat ini melalui jalur yang legal.
“Peranan orang tua kita dulu dalam Kemerdekaan juga besar, melawan penjajah. Bahkan jauh sebelum kemerdekaan, sudah ada Khalwatiyah di Maros. Termasuk nenek saya, ikut berjuang. Saya juga orang Maros, ada nenek saya juga berasal dari Maros.”
Menag menyerukan, bahwa umat Islam harus cinta Tanah Air. “Harus mencintai negeri, karena cucuran darah juang orang tua kita dulu memperjuangkan kemerdekaan. Kita harus kompak, bersatu, jangan mau dipecah belah.”
Terkait menjaga kehidupan keagamaan yang tetap rukun, Menag mengajak masyarakat untuk tidak mudah menyalahkan. “Jangan terlalu gampang memvonis sesat, mengatakan ajaran tertentu tidak benar, bidah, musyrik. Insyaalallah, banyak jalan menuju Tuhan.”
Menag Nasaruddin, mengandaikan tarekat sebagai ‘jalan yang tidak banyak diketahui orang, bukan jalanan umum. “Itulah tarekat. Jalan tidak populer, maka harus ada yang menunjukkan, ada mursyid sebagai penuntun jalan,” terangnya.
Di era digital, Menag Nasaruddin, mengajak untuk bijak memanfaatkan. “Sebagai bagian dari komunitas, jemaah tarekat, mulai hari ini jangan menjadikan HP sebagai iblis. Artinya, lebih banyak buka HP daripada buka Al-Qur’an. Jangan juga gunakan HP untuk memfitnah kiri-kanan. Saya ingatkan, hindari fitnah,” pesannya
Sekali lagi, kepada jemaah Khalwatiyah Samman Pattene, Menag berharap agar mereka mempercayakan anaknya untuk dididik dalam lingkungan pesantren. “Tujuan kita bertarekat itu, bukan untuk sesuatu yang banyak, tinggi dan besar. Tujuan kita sederhana: baik dunia dan akhirat.”
Sebelumnya, Bupati Maros Chadir Syam, dalam pidato sambutan, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menag di daerahnya. Ia menyampaikan, bahwa Pemkab Maros telah menetapkan Pettene sebagai Desa Religi. Hal ini terkait acara tahunan, Haul Syekh Muhammad Shaleh Puang Lompo yang dirangkaikan dengan Maulid Akbar, selalu dihadiri puluhan ribu jemaah dari seluruh Indonesia.
Sebagai tuan rumah, Pimpinan Tarekat Khalwatiyah Samman Pattene, Andi Wahyuddin Malik, menyampaikan apresiasi yang tulus atas kehadiran jemaah, pimpinan instansi, dan khususnya kehadiran Menteri Agama Nasaruddin Umar yang memberikan kehormatan besar bagi Jamaahnya.