Telusur-news.com,Makassar – Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muslimat NU Sulsel, Prof. Hj. Andi Majda M.Zain Bersama sejumlah pengurus menemui Kakanwil Kemenag Sulsel H. Ali Yafid dalam rangka menjajaki kerjasama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan Rabu, 22 Januari 2025 di Ruang Kerjanya.
Prof. Majdah sapaan akrabnya yang didampingi Sekretaris Umum Prof. Dr. Mardyawati dan sejumlah unsur pimpinan lainnya membeberkan bahwa Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdatul Ulama (NU) perangkat layanan yang dimiliki Muslimat NU Sulawesi Selatan bergerak di bidang pembinaan anak yatim dan lansia, bidang pendidikan, Kesehatan, bidang dakwah, serta layanan bimbingan Haji dan Umrah.
Selain itu, Mantan Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) ini juga melaporkan rencana Partisipasi PW Muslimat NU Sulsel pada Kongres XVIII Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang akan digelar di Surabaya, Jawa Timur, pada 12 Februari 2025 mendatang. Rencananya Kongres ini bakal dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Ketua PW. Muslimat NU Sulsel ini juga mengungkapkan bahwa Pengurus Pusat Muslimat NU telah menjalin kerja sama dengan sejumlah Lembaga dan Kementerian diantaranya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, BKKBN, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Kami berharap arahan Pak Kanwil karena mungkin ada program yang bisa disinergikan dan dikerjasamakan. Selain dakwah Aswaja, Muslimat NU Sulsel juga bergerak di bidang pembinaan anak, perempuan, bidang Pendidikan, Kesehatan dan kesejahteraan,” imbuhnya.
Bidang lain yang hendak dikerjasamakan, sebut Prof. Maja, adalah bidang pembimbingan haji dan umrah. “Ini yang belum jalan. Mungkin kita bisa bersinergi, termasuk untuk pencegahan stunting, serta bimbingan perkawinan (Bimwin),” ucapnya.
Kakanwil Kemenag Sulsel H. Ali Yafid menyatakan Selaku Kakanwil dan juga kader NU, dirinya merasa terpanggil untuk turut mendorong bekerjasama dengan Muslimat NU, khususnya di bidang agama, pendidikan dan sosial kemasyarakatan.
Selain itu, Ali Yafid juga membeberkan sejumlah program prioritas dan terobosan Menteri Agama diantaranya penerapan Kurikulum Cinta yang bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai cinta kasih dan toleransi sejak dini. Ia menilai bahwa banyak potensi konflik muncul dari ajaran agama yang menanamkan kebencian terhadap kelompok lain.
“Jadi yang dimaksud Kurikulum cinta itu, Bagaimana mengajarkan agama, tapi tidak mengajarkan kebencian kepada orang beragama lain. Tapi juga jangan sampai menyamakan semua agama, itu juga sama-salahnya. Tetap lah, agama mereka, agama mereka, agama kita, agama kita,” jelas Kakanwil
Kakanwil menambahkan, bahwa Menteri Agama kita saat ini fokus pada bagaimana Kemenag bisa lebih mendekatkan umat dengan ajaran agamanya dengan tiga konteks hubungan, yakni Hubungan Manusia dengan Tuhannya, Manusia dengan Manusia dan Manusia dengan Lingkungan dengan menggunakan basis universalitas Agama.
Dalam konteks diatas, Kementerian Agama akan mengaktualisasikan dalam program nyata seperti Rumah Ibadah Ramah Difabel, Madrasah Ramah Lingkungan, Pesantren Ramah Anak, Algoritma Kasih Sayang, Prototype KUA untuk Semua, Penguatan Moderasi Beragama dan Dakwah Ramah Kemanusiaan.
“Kaitannya dengan program yang ada di Kemenag mungkin juga ada selaras degan Muslimat NU. Disini ada layanan keagamaan, pendidikan dan haji. Ketiga layanan ini banyak bersentuhan dengan masyarakat,” tutur Ali Yafid
“Pembinaan majelis taklim itu ada di Bidang Urais, termasuk pembinaan kesejahteraan keluarga, ekonomi keumatan, dan Bimwin pra nikah, juga pendampingan ekonomi bekerjasama Baznas melalui program Zakat Sakinah,” Tambahnya
Khusus untuk bimbingan manasik haji dan umrah, mantan Kepala Kemenag Kab. Maros ini mengajak Muslimat NU Sulsel menjalin kerja sama dengan Kemenag Sulsel dalam hal sertifikasi pembimbing ibadah haji.
Dari audiensi ini, kedua belah pihak sepakat untuk menindaklanjuti dengan penyusunan draft perjanjian kerja sama atau nota kesepahaman yang akan didiskusikan lebih lanjut.
Tnc_Andi Sukri