Telusur-news.com, Luwu Timur – Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan Shanghai Ocean University dan Guangdong Ocean University dari China menyelenggarakan kegiatan edukasi ilmiah tentang pemanfaatan terumbu buatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konservasi maritim melalui penerapan terumbu buatan dalam program penangkaran laut (sea ranching). Acara berlangsung di SMKN 9 Makassar pada Jumat, 25 Oktober.
Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset, dan Inovasi FIKP Unhas, Prof. Dr. Ahmad Faisal, ST, M.Si., dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan hasil dari kerja sama bilateral antara Indonesia dan China di bidang kelautan dan perikanan.
“Kegiatan ini adalah bagian dari MoU antara Unhas dengan Shanghai Ocean University serta Guangdong Ocean University. Selain bidang pendidikan, kerja sama ini juga mencakup pembangunan ekologi laut, di mana nantinya terumbu buatan akan ditempatkan di Pulau Bonetambung untuk mendukung ekosistem laut yang lebih sehat,” jelas Prof. Faisal.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Industri SMKN 9 Makassar menyambut baik kegiatan ini, mengingat kunjungan dari ahli internasional tersebut memberikan kesempatan berharga bagi siswa untuk belajar dari pusat perkembangan teknologi maritim.
“Sekolah kami memiliki lima program studi terkait maritim, sehingga kehadiran tamu dari China dan Indonesia ini sangat berkesan. Semoga kunjungan ini dapat memberikan wawasan baru dan dampak positif yang menginspirasi siswa kami untuk belajar lebih jauh,” katanya.
Setelah sambutan, dilanjutkan dengan paparan dari narasumber. Prof. Zou Leilei dari Shanghai Ocean University memberikan materi tentang pentingnya ekosistem laut serta tantangan dan potensi laut di Indonesia. Menurutnya, dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki potensi maritim besar, namun menghadapi ancaman seperti polusi dan kerusakan habitat.
“Salah satu upaya mitigasi yang bisa dilakukan adalah melalui pemasangan terumbu buatan untuk menyediakan habitat bagi biota laut dan meningkatkan keanekaragaman hayati,” ujar Prof. Leilei.
Ia menjelaskan beragam jenis dan material terumbu buatan, dari beton hingga kapal yang direhabilitasi sebagai media hidup organisme laut.
“Selain menjadi tempat berlindung ikan, terumbu buatan juga dapat dimanfaatkan untuk pariwisata, budidaya akuakultur, dan bahkan sebagai sumber energi laut,” tambahnya.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana siswa dengan antusias menanyakan tentang keamanan material terumbu buatan dan bagaimana cara mengedukasi masyarakat tentang konservasi laut. Prof. Zou menegaskan bahwa material yang digunakan aman bagi lingkungan dan memiliki daya tahan hingga puluhan tahun.
Kegiatan ini menjadi pengalaman berharga bagi siswa SMKN 9 Makassar, diharapkan mampu menginspirasi mereka untuk terus mempelajari ilmu kelautan dan perikanan, serta memahami pentingnya peran teknologi dan kolaborasi internasional dalam menjaga kelestarian ekosistem laut.
lap. Andy Sukri