Telusur-news.com,Jakarta – Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan pentingnya pengembangan teknologi ramah lingkungan serta peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan dengan Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia, Gita Sabharwal, di kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
Dalam diskusi tersebut, Menag Nasaruddin menjelaskan bagaimana teknologi ramah lingkungan telah diterapkan di Masjid Istiqlal dan bisa menjadi model bagi UMKM di seluruh Indonesia. “Tahun lalu, Istiqlal dinobatkan sebagai masjid hijau (green mosque) dari World Bank. Pusat World Bank di Washington DC. Kita memiliki 8 institusi untuk pembangunan hijau, pembangunan efektif dan efisien,” kata Menag Nasaruddin, Kamis (30/1/2024).
Menurut Menteri Agama, inovasi ini dapat diterapkan di sektor UMKM agar lebih ramah lingkungan dan berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon. “Kita juga memiliki pengolahan untuk menghasilkan energi. Termasuk di dalam toilet juga, kita bisa menghasilkan energi. Kita memiliki 38% energi di Istiqlal Masjid,” jelasnya.
Menteri Agama juga menyatakan bahwa model seperti ini bisa diterapkan di berbagai masjid dan fasilitas lainnya untuk mendukung pengembangan UMKM berbasis teknologi hijau. Dengan pendekatan ini, UMKM tidak hanya berperan dalam perekonomian tetapi juga menjadi bagian dari solusi keberlanjutan lingkungan.
Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Gita Sabharwal, mengungkapkan kekagumannya.
“Kami tidak pernah menggunakan institusi agama seperti masjid. Sangat menarik untuk melihat bagaimana kita bisa bekerja dengan masjid-masjid untuk membuatnya menjadi berkonsep green,” kata Gita Sabharwal.
Menurut Menag Nasaruddin, dengan adanya dukungan dari PBB dan pengembangan teknologi hijau di masjid, UMKM dapat lebih banyak berpartisipasi dalam program keberlanjutan. DIkatakannya, melalui penerapan teknologi hijau dalam UMKM dan tempat ibadah, Indonesia diharapkan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam mengatasi tantangan perubahan iklim serta menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Tnc_Andi Sukri