LSI Denny JA: Empat Alasan Budiman-Akbar Tersingkir di Pilkada Luwu Timur 2024

oleh -7 pembaca

Telusur-news.com, LuwuTimur – Hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap alasan utama pasangan petahana Budiman-Akbar tertinggal dari rival mereka, pasangan Ibas-Puspa, dalam Pilkada Luwu Timur 2024. Faktor kepribadian menjadi salah satu poin yang disorot, di mana Budiman-Akbar dinilai kurang merakyat dibandingkan Ibas-Puspa.

Dalam konferensi pers di Makassar pada Sabtu, 23 November 2024, peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman, memaparkan bahwa pasangan Ibas-Puspa mengungguli Budiman-Akbar dalam tiga survei berturut-turut. Pada survei terbaru yang dirilis empat hari sebelum pencoblosan, elektabilitas Ibas-Puspa mencapai 45,1 persen, sementara Budiman-Akbar hanya memperoleh 38,3 persen, dan pasangan Isrullah-Usman Sadik tertinggal jauh di posisi ketiga dengan 9,1 persen.

“Keunggulan elektabilitas Ibas-Puspa sekitar 7 persen atas petahana, yang menunjukkan konsistensi mereka sebagai penantang kuat,” ujar Ikrama.

Ikrama merinci empat alasan utama kekalahan Budiman-Akbar:

1. Luwu Timur Tidak Maju

Sebagian besar warga menilai tidak ada perubahan signifikan di bawah kepemimpinan Budiman-Akbar. Sentimen “daerah gini-gini saja” mendominasi survei, dengan 53,7 persen responden menyatakan kehidupan mereka tidak mengalami perbaikan.

 

2. Rendahnya Persepsi Keberhasilan

Tingkat keberhasilan Budiman-Akbar dalam memimpin hanya mencapai 65 persen, jauh di bawah standar petahana kuat yang biasanya di atas 75 persen. Sebanyak 31,6 hingga 28 persen responden bahkan menilai mereka gagal.

3. Minim Dukungan untuk Periode Kedua

Hanya 43,4 persen warga yang menginginkan Budiman melanjutkan kepemimpinannya, sementara 32 persen secara tegas menolak, dan 24 persen lainnya tidak menjawab. Wakilnya, Akbar Andi Laluasa, juga menghadapi penolakan serupa, dengan hanya 34,8 persen warga mendukungnya menjabat kembali.

4. Kurangnya Personality yang Merakyat

Dalam aspek kepribadian, Ibas unggul atas Budiman dengan selisih 5-14 persen dalam kategori seperti perhatian terhadap rakyat, jujur, dan dermawan. Begitu pula Puspawati Husler yang berhasil melampaui Akbar Andi Laluasa dengan selisih 11-21 persen.

“Petahana dinilai kurang merakyat, tidak menyentuh hati masyarakat, dan ini menjadi faktor utama kekalahan mereka,” ungkap Ikrama.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa masyarakat Luwu Timur menginginkan perubahan signifikan di pucuk kepemimpinan mereka. Pilkada Serentak 2024 menjadi momen pembuktian bagi pasangan Ibas-Puspa untuk merealisasikan harapan warga akan kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik.(*)