Proyek Sanimas di Luwu Timur Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Bendahara KMP Klaim Telah Dapat Restu dari Dirjen Cipta Karya

oleh -69 pembaca
oleh

Telusur-news.com, Luwu Timur — Proyek Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) yang terletak di Dusun Sumbernyiur, Desa Lampenai, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, diduga tidak sesuai dengan spesifikasi yang seharusnya. Meski demikian, pihak Kelompok Masyarakat Pengelola (KMP) mengklaim bahwa Dirjen Cipta Karya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah memberikan persetujuan atas perubahan tersebut.

Menurut informasi dari salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya, terdapat sejumlah bangunan dalam proyek ini yang tidak sesuai dengan desain awal. Ia menyoroti, antara lain, pemasangan roster ventilasi udara yang seharusnya berjumlah enam per bangunan, namun hanya dipasang tiga. Selain itu, model atap bangunan juga dikatakan tidak sesuai. “Sebenarnya harusnya sesuai gambar, tapi kenyataannya roster hanya dipasang tiga per bangunan, dan model atapnya juga salah. Beberapa memang sudah diubah, namun masih ada yang belum karena pekerjaan sedang berlangsung,” jelas sumber tersebut.

Sumber yang sama juga mempertanyakan rincian belanja material yang dilaporkan oleh KMP, dengan dugaan adanya ketidaksesuaian harga material yang dicantumkan dalam laporan dengan harga pasaran. “Harga material yang dilaporkan jauh dari harga pasaran di toko atau penyedia material. Kami berharap karena ini bantuan untuk masyarakat, agar pengerjaannya bisa direalisasikan dengan baik,” tambahnya.

Di lain pihak, Ketua KMP, Martin, yang dikonfirmasi terkait dugaan tersebut, menyatakan bahwa ia telah mengundurkan diri dari proyek itu dan menyerahkan urusan proyek sepenuhnya kepada bendahara. “Saya sudah mundur, jadi bukan saya lagi ketuanya. Untuk lebih jelasnya bisa tanya langsung ke bendahara,” ujar Martin.

Sementara itu, Jumesa, Bendahara KMP, mengakui adanya beberapa ketidaksesuaian dengan desain awal. Namun, ia mengklaim bahwa perubahan tersebut sudah disetujui oleh pihak Dirjen Cipta Karya. “Angin-anginnya orang Dirjen sudah tahu itu dan mereka tidak mempermasalahkannya. Masa masyarakat mau mempermasalahkan sementara Dirjen tidak?” ungkap Jumesa.

Lebih lanjut, Jumesa menjelaskan bahwa proyek ini merupakan aspirasi salah satu anggota DPR dan pengerjaannya masih berlangsung. Ia merasa kecewa atas kritik yang muncul, mengingat upayanya untuk membawa proyek ini ke Desa Lampenai. “Saya pikir yang akan menikmati hasilnya adalah keluarga saya juga, jadi saya tidak mungkin mengerjakannya dengan asal-asalan. Proyek ini masih berjalan, jadi terlalu dini untuk dipermasalahkan,” tegasnya.

Diketahui bahwa proyek Sanimas ini meliputi pembangunan 21 unit dengan anggaran total sebesar Rp350.000.000.