Target Sulsel Jadi Pertama Swasembada Pangan di Indonesia

oleh -83 pembaca
oleh

Telusur-news.com,Makassar – Pemerintah Sulawesi Selatan (Sulsel) dibawah kepemimpinan Prof Fadjry Djufry terus melakukan komunikasi dan pertemuan dengan berbagai pihak guna mewujudkan keinginan Presiden Prabowo Subianto Agar Indonesia Swasembada Pangan.

Sebelumnya Pj Gubernur tersebut telah melakukan pertemuan dari Unsur Forkopimda hingga pihak kampus di Sulawesi Selatan guna mewujudkan hal tersebut, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Dr Suryadarma Hasyim bahkan siap mensupport dengan menyiapkan jaringan irigasi yang optimal.

Suryadarma mengungkapkan, pihaknya sudah membangun koordinasi dengan sejumlah pihak terkait di Pemprov Sulsel. Iapun telah mengecek langsung kondisi Bendungan Bili-bili, Parangloe, dan sejumlah bendungan lainnya di Sulsel.

“Akan kami perbaiki jaringan irigasinya, karena ada kekurangan dalam penampungan airnya,” ungkap Suryadarma, saat bertemu Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry di Kantor Gubernur Sulsel, kemarin, Selasa, 21 Januari 2025.

Ia mengungkapkan, sejumlah jaringan irigasi saat ini mengalami segmentasi, dan otomatis debit air menurun dari keadaan semula. Termasuk Bendungan Pammukkulu yang baru-baru diresmikan Presiden Jokowi di Bulan Juli 2024.

“Saya cukup lama menangani irigasi ini. Ini bagaimana pengelolaan dan penyaluran sampai pada petaninya yang harus betul-betul diperbaiki,” pungkasnya.

Sementara, Prof Fadjry mengungkapkan, meskipun dirinya sudah lama berkarir di Kementrian Pertanian, namun sebagai Pj Gubernur Sulsel, dirinya harus berkoordinasi dengan Balai Pompengan. Baginya, pertemuan ini merupakan sebuah kebanggaan bagi Pemprov Sulsel agar bisa mewujudkan swasembada pangan sesuai target.

“Kedatangan Balai Pompengan Jeneberang ini adalah sebuah kebanggaan bagi kami, karena kami diberikan target minimal satu juta ton gabah kering untuk Sulsel,” ungkap Prof Fadjry Djufry.

Prof Fadjry Djufry mengungkapkan, pemaparan dari Balai Besar Pompengan Jeneberang sangat dibutuhkan, khususnya terkait bagaimana potensi pengairan di Sulsel. Demikian juga dengan potensi lahan-lahan tidur di Sulsel sudah dikoordinasikan dengan pihak Pertanahan agar diolah melalui pengawalan TNI-Polri.

“Lahan-lahan yang tidak dikelola oleh petani, inilah yang akan kita olah dengan bagi hasil. Nanti akan dikawal oleh TNI dan Polri sampai ke tingkat kecamatan,” ungkap Prof Fadjry Djufry.

“Jadi kita harap komunikasi dan koordinasi kita semua ini untuk mewujudkan swasembada pangan. Apalagi Sulawesi Selatan menjadi harapan Bapak Presiden dalam mewujudkan swasembada pangan,” imbuhnya.

Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto optimistis target swasembada pangan dapat tercapai pada akhir 2025, paling lambat pada awal 2026, lebih cepat dari target awal yakni butuh empat tahun mencapai swasembada pangan. Hal ini disampaikan Prabowo saat memberikan pengantar dalam sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/1/2025).

Artinya target yang saya berikan kepada Kabinet Merah Putih, Indonesia harus swasembada dalam waktu 4 tahun. Alhamdulillah target itu kita capai akhir 2025, paling lambat awal 2026. Jadi mungkin 3 tahun lebih cepat dari sasaran yang ditetapkan,” kata Prabowo, Rabu sore.

Tnc_Andi Sukri